Teman yang Menjadi Inspirasi Bagiku


Aku punya seorang teman, sekilas ia tampak biasa seperti halnya pemuda-pemuda lain yang seusianya. Namun, jika diteliti lebih jauh ternyata ia adalah sosok pemuda yang bisa dikatakan luar biasa. Aku begitu kagum dengan semangatnya dalam menuntut ilmu dan komitmennya terhadap cita-citanya. Dua tahun lalu aku mengenalnya saat aku duduk di kelas Ula, kelas tingkatan kedua di madrasah diniyah di pondok pesantren tempatku menimba ilmu. Pada awalnya, aku merasa aneh dengan tingkah anak baru ini. Ia lebih suka menyendiri dan mungkin bisa dibilang gak terlalu bisa bergaul gitu.

Tapi, lama-lama ternyata aku bisa akrab dengannya meski sebenarnya ia lebih muda dariku satu tahun. Entah kenapa aku juga mulai bisa mengerti kenapa ia bersikap berbeda dengan teman-temannya. Waktu pun berlalu, aku rasa aku harus memperhitungkan anak ini di kelasku. Betapa tidak, ia adalah mahasiswa jurusan dengan latar belakang bahasa Arab. Lagi pula ia pernah nyantri di salah satu pondok pesantren di Jawa Timur. Ia punya basic yang dibilang lebih mumpuni dari pada aku. Meski hidup di lingkungan pondok sejak kecil, aku merasa taka ada apa-apanya dibanding dengan teman yang satu ini. Aku pun serasa tak mau kalah dengan anak ini yang selalu gigih mencatat dan menghafal setiap pelajaran yang ia dapat. Ia pun selalu menanyakan kesulitan-kesulitan pelajaran yang ia dapat ketika belajar kepada sang ustadz. Ia rela tidur larut malam hanya untuk mengkaji ulang pelajaran dan membaca materi perkuliahannya, luar biasa!! Di zaman sekarang ini jarang-jarang aku menemukan seorang pemuda yang bertekad kuat untuk benar-benar mau belajar. Prestasi akademisnya di kampus pun bisa dibilang cukup baik, bahkan dua kali ia mendapatkan beasiswa, subhanallah.

Dua tahun sudah, akhirnya aku dan dia duduk di kelas terakhir yaitu kelas Ulya. Kelas paling akhir di tingkatan madrasah diniyah di pesantren. Suatu ketika, aku dan dia mengobrol di kamarku. Ia pun mengutarakan niatnya untuk menghafalkan Al Qur’an padaku. Pada awalnya ia tak begitu optimis dengan niatnya itu dengan alasan takut dalam menjaga hafalannya. Sebagai teman, aku hanya bisa menyaraknkan padanya bahwa ia harus mencobanya terlebih dahulu karena awal dari kegagalan adalah keengganan untuk mencoba sesuatu (sesuatu yang positif tentunya). Seiring berjalannya waktu, ia pun akhirnya mulai menghafal Al Qur’an. Ayat demi ayat ia lalui dengan lancar lalu ia setorkan pada sang ustadz setiap malam. Tak terasa, hafalannya pun telah melebihi dari 5 juz dan entah sekarang ia sudah mencapai berapa juz. Tapi yang jelas aku salut dengan keuletan, kesungguhan, dan motivasinya dalam menuntut ilmu dan menghafalkan Al Qur’an.

Pagi hari ia gunakan untuk mereview hafalannya, dalam perjalanan ke kampus ia memakai headset untuk mendengarkan ayat yang ia hafal, waktu-waktu luang yang ada selama perkuliahan ia gunakan untuk menambah hafalan, dan malam hari setelah masuk madrasah diniyah ia setorkan hasil hafalannya. Yang membuatku salut juga adalah ia senantiasa berpuasa pada siang hari di tengah teriknya matahari, rajin dalam shalat berjama’ah (di masjid tentunya), dan selalu memotivasi dirinya untuk bisa mewujudkan cita-citanya. Allahu akbar!!!
Selain itu, dari hasil kerja kerasnya pula ia mampu meraih juara pertama di kelasku setelah selama 4 semester ia tak pernah meraihnya. Akhirnya, usahanya berbuah juga atas izin Allah. Ia juga menjadi santri yang memiliki hafalan tercepat dalam menghafal bait-bait kaidah bahasa Arab ‘Imrithy dan ia juga sangat cepat dalam menghafal sekian banyak kaidah fiqh yang wajib dihafal oleh setiap santri. Ckckckc…

Aku rasa benar juga kata pepatah Arab “Man jadda wajada” yang artinya barangsiapa bersungguh –sungguh ia mendapatkannya. Ada juga pepatah lain “Al ajru bi qodri ta’ab” yang berarti balasan atau hasil itu diperoleh berdasar tingkat kepayahannya. Jadi inget kata Ibnu Qayyim yang artinya ,”Cita-cita yang tinggi hanya bisa diperoleh dengan himmah ‘aliyah (motivasi yang tinggi) dan niyyah shahihah (niat yang benar). ” Semoga kisah tadi bisa menjadi inspirasi bagiku dan kita semua.

Sahabat, aku bangga telah mengenalmu, aku bahagia Allah telah mempertemukanku padamu, semoga aku bisa mengikuti jejakmu!!!! SEMANGAT KAWAN!!! Ihrish ‘ala ma yanfa’uka.

4 thoughts on “Teman yang Menjadi Inspirasi Bagiku

  1. emg menyenangkan kalo pny teman yg dpt memberi inspirasi.. jadi lebih semangat saat menjalani ujian (kehidupan) ini… ^^

    ane juga pny teman yg dpt memberi inspirasi, tapi akhwat.. gmn tuh menurut ente??

  2. wahhh,,sip deh emang seneng kalo ada temen yg selalu bs memberi inspirasi,, mnrut ane sapa aja bs jd inspirasi buat kita, entah ikhwan ato akhwat,, tp,,, kalo yg akhwat ne,, kudu ati2 aja deh buat bisa jaga jarak dan batasin interaksi,, bisa2 kena virus lagi,,hehe,, btw makasih buat kunjungannya,,,

Leave a comment